Dua Faktor Dari AS Dan Domestik Masih Melemahkan Kurs Rupiah Siang Ini
Wednesday, May 08, 2024       12:22 WIB

Ipotnews - Sinyal hawkish yang kembali muncul dari bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve serta proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat dalam beberapa kuartal ke depan, membuat kurs rupiah melemah terhadap dolar siang ini.
Mengutip data Bloomberg pada Rabu (8/5) pukul 12.00 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan di level Rp16.082 per dolar AS, melemah 36 poin atau 0,22% dibandingkan Selasa sore (7/5) di level Rp16.046 per dolar AS.
"Perkembangan pasar di Indonesia masih akan tetap dipengaruhi oleh sentimen global dalam beberapa waktu ke depan," kata Ekonom Senior PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto dalam keterangan tertulis, hari ini.
Tadi malam, Gubernur Federal Reserve Bank of Minneapolis, Neel Kashkari mengatakan kemungkinan besar bank sentral akan mempertahankan suku bunga di tempatnya untuk jangka waktu yang lama hingga para pejabat yakin inflasi berada di jalur yang sesuai dengan target mereka.
Dalam sebuah esai yang diterbitkan pada Selasa malam, Gubernur Fed Minneapolis mengatakan data inflasi baru-baru ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah kebijakan moneter cukup ketat untuk mengembalikan inflasi sepenuhnya ke level 2%, yang dilihat oleh para pembuat kebijakan sebagai titik manis dalam ekonomi yang sehat.
"Skenario yang paling mungkin adalah kita duduk di sini untuk jangka waktu yang lama.Jika inflasi mulai turun kembali atau kita melihat beberapa pelemahan yang nyata di pasar tenaga kerja, maka hal ini dapat menyebabkan kita menurunkan suku bunga," katanya pada Selasa di Milken Institute Global Conference, dikutip dari Bloomberg.
"Atau jika kami yakin pada akhirnya bahwa inflasi sudah tertanam atau bercokol di 3% dan kami perlu menaikkan suku bunga, kami akan melakukannya jika diperlukan," tambah Neel.
Para pejabat the Fed telah mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah sejak pertemuan mereka di Juli 2023. Data inflasi yang lebih kuat dari perkiraan telah membuat para pejabat tidak menurunkan Fed Fund Rates dari level tertinggi sejak 2001. Investor sekarang memperkirakan hanya terjadi satu kali pemangkasan tahun ini, dari proyeksi sebanyak enam kali yang terlihat pada awal 2024.
Sampai saat ini berita positif dari dalam negeri yang bisa menahan sentimen global masih minim. "Pertumbuhan PDB Indonesia pada Kuartal I 2024 yang diumumkan pada hari Senin menunjukkan perkembangan yang lebih rendah dari ekspektasi kami. Kami juga memperkirakan dalam beberapa kuartal ke depan kemungkinan akan tumbuh lebih rendah," pungkas Rully.
(Adhitya)

Sumber : admin